Rabu, 03 November 2010

The One Who Melts My Heart

"Cain...." Kata Rena Pelan,membuatku Tersadar lagi.

"Apa?"

"Sepertinya,tidak rugi juga ya,terkurung di sini....."

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal,semakin bingung.

"Apa Maksudmu.....?"

"Soalnya...." Dia menoleh ke arahku. "Dengan Begini....Aku bisa....berdua saja denganmu......" Katanya lembut.

Aku merasa wajahku mendadak panas,apalagi saat Dia tersenyum indah,rasanya wajahku seperti direbus. Kemudian Dia menggengam Tangan kananku dengan kedua tangannya.

"Cain,Tolong Tatap wajahku...."

"B,Buat Apa?" Tanyaku salah tingkah. Bukannya menjawab,dia malah mempererat genggamannnya pada tanganku. Aku berusaha menarik tanganku,tapi entah kenapa rasanya tanganku tak punya tenaga untuk melakukannya.

"Cain..."

Dia mendongak,membuat mata kami bertemu. Mata biruku dan mata hijaunya,yang Berkilau bagaikan batu zamrud. Dan dadaku berdegup kencang,bertalu-talu seperti genderang perang.Kemudian Dia mendekatiku,samapai akhirnya nyaris tidak ada jarak yang tersisa antara kami berdua. Dia melepaskan genggamannya,tapi tangannya langsung berpindah,melingkari sekeliling tubuhku.Dan Dia menundukan kepalanya,membenamkannya ke dadaku.

Entah Aku Kerasukan Setan apa,tapi aku balas melingkarkan tanganku di sekeliling tubuhnya. Dan aku merasakan sebuah kehangatna menjalari tubuhku,perasaan ini melebihi apapun yang pernah kurasakan seumur hidupku.

Ca...In...."

Dia Kembali mendongak. Selama sepersekian detik,aku melihat lagi kesedihan di matanya,Kesedihan yang sama seperti kesedihan yang ada di mataku,yang sering orang bilang padaku.

Kesedihan karena kehilangan orang yang disayangi.

Tapi sekarang,aku bertekad untuk mengakhiri kesedihannya,Dan juga....Kesedihanku.

Aku mendekatkan wajahku, Dia Juga Mendekatkan wajahnya dan menarik kerah bajuku sangat pelan,sambil berjinjit.

Lembut,Manis,Dan luar biasa Enak. Aku merasakan sensasi yang benar-benar menyenangkan di bibirku. Sungguh, Aku merasa seperti terhipnotis,Akal sehatku lenyap. Hanya Rasa bibirnya di bibirku yang kupedulikan.

"Mmmh....."

Bibir kami terlepas, Dan Aku mendapati bahwa Rena terlihat sama kelelahannya kalu dia lari satu kilometer.

Kami Berbaring berhadap-hadapan,menyentuh wajah satu sama lain dengan tangan masinng-masing. Ketika kami berbaring di sana, Detik demi Detik, Menit demi menit Berlalu,seakan sama sekali Tiak punya arti lagi.

Perasaanku? Mungkin inilah yang disebut "Bahagia" yang sebenarnya. Karena akirnya aku menemukan seseorang yang berarti bagiku, Orang yang berhasil "Mencairkan" Hatiku yang telah lama membeku bagai Es. Dia adalah perempuan yang bernama Rena Ruezaki.